Ilustrasi anak-anak sekolah/Pixabay-Stokpic
Ilustrasi anak-anak sekolah/Pixabay-Stokpic
KOMENTAR

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo bertajuk “Langkah Penting Turunkan Stunting” (26/6/2023) menjelaskan perihal pemahaman mendasar dari stunting yang erat kaitannya dengan kekurangan gizi kronis pada anak-anak.

"Pertama yang harus dipahami bahwa angkanya didapat dari panjang badan dibagi umur. Tapi perhitungan tersebut harus dikaitkan dengan kekurangan gizi atau riwayat gizi buruk sebelumnya, yang kita kenal dengan istilah wasting atau underweight," ujar Wamenkes.

Wasting adalah penghitungan berat badan dibagi dengan umur sedangkan underweight adalah penghitungan berat badan dibagi dengan tinggi badan.

Artinya, bila ada anak yang tinggi badan dibagi dengan umur dalam definisi stunting adalah pendek tetapi tidak punya riwayat gizi buruk sebelumnya, maka dia tidak dikategorikan sebagai stunting.

"Memang perawakannya pendek. Tapi kalau ada riwayat kekurangan gizi sebelumnya (wasting dan underweight )baru kita sebut sebagai stunting," ujar Wamenkes Dante.

Menurut Kementerian Kesehatan, stunting masih bisa terlihat pada anak-anak dengan rentang usia sampai 5 tahun.

Penentuan rentang usia 5 tahun sebagai cut off point dalam identifikasi stunting karena rentang waktu tersebut menentukan perkembangan otak anak yang kemudian mempengaruhi kualitas hidup, fisik, dan mentalnya saat dewasa kelak.

"Kekurangan gizi kronis terjadi pada usia 2-3 tahun. Kalau pada usia tersebut berat badannya tidak naik atau waktu ditimbang rata, maka itu berarti sudah masuk kondisi wasting. Tapi kemudian kalau dibagi tinggi badan dia tambah turun, maka masuk underweight. Ini masih terus terjadi sampai umur 5 tahun," kata Wamenkes Dante.

Kekurangan gizi berakibat pada kondisi berat badan anak. Jika berat badan anak makin lama makin rendah sesuai perkembangan umur dan akhirnya tinggi badannya berpengaruh, maka akan terjadi underweight atau kekurangan gizi.

"Kekurangan gizi timbul dalam bentuk berat badan dibagi tinggi. Kalau penurunan angka terus berlanjut, maka akan jadi stunting. Karena itu penanganan paling bagus untuk stunting bukan pada saat hal tersebut sudah terjadi, tetapi jauh sebelum itu yaitu pada saat gizi buruk mulai terlihat. Harus cepat diobati," tegas Wamenkes.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News